Mengelola Ekonomi Rumah Tangga
(ERT) adalah tindakan untuk merencanakan, melaksanakan, memonitor, mengevaluasi
dan mengendalikan perolehan dan penggunaan sumber-sumber ekonomi keluarga
khususnya keuangan agar tercapai tingkat pemenuhan kebutuhan secara optimum,
memastikan adanya stabilitas dan pertumbuhan ekonomi keluarga.
Manfaat
Pengelolaan Ekonomi Rumah Tangga
(PERT) bertujuan untuk mendayagunakan kesadaran, sikap, perilaku dan kemampuan
anggota keluarga serta menggerakkan potensi ekonomi keluarga guna memastikan
adanya:
Ä
Pemenuhan kebutuhan ekonomi anggota keluarga
secara optimum.
Ä
Stabilitas kehidupan ekonomi keluarga.
Ä
Pertumbuhan ekonomi keluarga.
Prinsip PERT
Prinsip pengelolaan ekonomi rumah
tangga adalah adanya upaya untuk meningkatkan pendapatan dan pengendalian
tingkat pengeluaran dalam memenuhi kebutuhan anggota keluarga agar terdapat
surplus secara continue diakumulasikan menjadi kekayaan yang semakin besar. Sikap
dasar yang diperlukan:
- Kesadaran dan motivasi yang kuat dari semua anggota keluarga untuk mencapai pertumbuhan dan kehidupan ekonomi yang baik.
- Menggerakkan seluruh kemampuan dan potensi ekonomi keluarga guna mencapai tingkat pendapatan yang lebih tinggi.
- Adanya keterbukaan, kejujuran, disiplin serta kerja sama semua anggota keluarga.
- Adanya pengendalian berupa perencanaan ekonomi rumah tangga dan pelaksanannya sehari-hari secara taat dan disiplin.
- Adanya susunan prioritas kebutuhan dan alokasi sumber ekonomi keluarga yang didasarkan atas tingkat kemendesakkan kebutuhan dan bukan sekedar keinginan.
Dalam mengelola ekonomi rumah
tangga, diperlukan unsur-unsur penting, yaitu sebagai berikut: Pendapatan
keluarga, rencana pengeluaran, catatan realisasi pendapatan dan pengeluaran,
pandangan dan sikap yang tepat tentang tabungan, dan musyawarah keluarga
(suami, istri dan anak-anak).
1.
Pendapatan Keluarga
Tidak mudah menghitung pendapatan
apalagi bagi keluarga yang tidak mempunyai pendapatan yang tetap seperti
misalnya petani. Apalagi pendapatan itu acapkali dalam satuan waktu panen,
berupa hasil pertanian yang harganya berubah-ubah. Dalam hal seperti ini
perhitungannya harus disesuaikan dengan nilai rupiah secara bulanan.
Menghitung pendapatan keluarga
artinya: menjumlah semua penghasilan yang diperoleh oleh semua anggota keluarga
dari berbagai jenis sumber. Kesulitan timbul bilamana tidak semua anggota
keluarga menyetorkan penghasilannya kepada seorang pengelola, biasanya
istri/ibu rumah tangga. Istilahnya 'uang laki-laki' adalah bagian atau jenis
penghasilan suami yang tidak disetor atau jenis penghasilan suami yang tidak
disetor kepada istri dan tentunya tidak tercatat.
2.
Rencana pengeluaran
Seorang istri membelanjakkan penghasilan umumnya dengan 'naluri' atau
'perhitungan di luar kepala'. Praktek yang dapat terjadi adalah tanpa
perhitungan sehingga tekor dan terpaksa diatasi dengan mencari utangan atau,
gali lobang tutup lobang. Langkah pertama perencanaan anggaran belanja adalah
menyusun berbagai jenis kebutuhan keluarga dalam urutan prioritas, yaitu
sebagai berikut:
- Kebutuhan yang mutlak: makan, pakaian, perumahan, kesehatan, pendidikan, transport.
- Kebutuhan yang penting: pembayaran utang/angsuran kredit, olahraga, hiburan dn rekreasi keluarga, hajat, sumbangan/undangan, gotong royong, arisan, pajak, zakat, fitrah, sodakoh, sumbangan amal.
- Kebutuhan yang perlu: peningkatan mutu dari berbagai kebutuhan yang mutlak dan yang penting.
- Kebutuhan yang kurang perlu: pengeluaran untuk kesenangan, hobi (rokok, minuman) atau pembelian barang dan jasa yang tidak terlalu diperlukan.
Kemudian, jumlah
penghasilan keluarga dialokasikan menurut golongan dan urutan prioritasnya, tentu
saja setelah dikurangi dengan tabungan yang secara disiplin disisihkan terlebih
dahulu.
3.
Pencatatan dan Monitoring
Tidak ada manfaatnya menyusun
rencana kalau tidak secara disiplin dilaksanakan. Bila seorang ibu pergi ke
pasar untuk masak sayur asem, maka dia telah ingat betul apa yang harus dibeli
untuk keperluan itu. Namun jika tidak disiplin sampai di depan pasar ia melihat
orang jual sandal yang bagus, uang belanja dibelikan sandal dan bahan sayur
asem tidak terbeli lagi, sedangkan sandal tidak dapat dibuat menjadi sayur
asem.
Disiplin melaksanakan rencana dan
mencatat sama saja dengan memonitor upaya mencapai tujuan. Berbagai
penyimpangan dapat saja terpaksa dilakukan karena keadaan yang berubah atau
rencana yang kurang cocok. Namun, kalau terlalu jauh, sama saja dengan tidak
ada rencana. Mencatat dan memonitor dimaksudkan untuk memperoleh data guna
melakukan evaluasi, apakah suatu rencana dapat dilaksanakan; apa
penyimpangannya; seberapa jauh; mengapa bisa terjadi; dan bagaimana
memperabaikinya.
4.
Menabung
Menabung bukanlah semata perkara
penyimpanan uang atau benda ekonomi lain yang dapat disimpan untuk penggunaan
kemudian. Ada dasar sikap dan perilaku manusia dibaliknya. Banyak orang
menganggap, hanya mereka yang memiliki penghasilan besar dapat menabung. Orang
miskin tidak mungkin menabung, karena untuk memenuhi kebutuhan pokok saja tidak
cukup. Pandangan itu terlalu matematis. Disamping itu tidak benar dan juga
menyesatkan karena akan membelenggu mereka yang miskin tetap berada dalam
kemiskinan secara permanen.
Sikap dasar yang salah bertolak
dari anggapan orang menabung dari sisa pendapatan setelah digunakan untuk
membiayai berbagai kebutuhan keluarga. Sementara orang tidak dapat membedakan
antara kebutuhan dan keinginan tanpa batas. Akibatnya mereka yang
berpenghasilan kecil tidak dapat menabung. Dalam kenyataannya mereka yang
berpenghasilan cukup besar, tetap tidak dapat menabung, ini disebabkan karena
setiap peningkatan pendapatan akan merangsang timbulnya kebutuhan baru atau
peningkatan kualitas yang sebelumnya tidak dapat dipenuhi. Dengan begitu
kebutuhan akan selalu lebih besar dari pada penghasilan yang diperoleh.
Sebenarnya menabung merupakan
kunci untuk memperbaiki kehidupan ekonomi; lebih merupakan gejala sikap,
perilaku dan disiplin manusia. Menanamkan kebiasaan menabung merupakan upaya
strategis mengatasi kemiskinan. Oleh karena itu, semestinya menabung menjadi
sikap dan perilaku untuk menyisihkan secara sadar dan terus menerus bagian dari
setiap penerimaan pendapatan.
Dengan begitu pengelolaan
pendapatan keluarga akan memiliki dampak pertumbuhan ekonomi yang ditandai
dengan semakin besarnya akumulasi surplus keluarga. Dan orang kecil pun dapat
menabung!
Menabung dapat dilihat dari dua
sisi kehidupan keluarga. Satu sisi adalah menyisihkan bagian dari penerimaan
pendapatan, sisi lain adalah penghematan dari setiap sen pengeluaran. Dengan
demikian setiap keluarga dapat menabung dari dua gejala dasar ekonomi keluarga
yaitu "penyisihan dari penerimaan" dan "penghematan dari
pengeluaran".
5.
Musyawarah Keluarga
Sangat jarang keluarga memiliki
tradisi musyawarah, apalagi yang didayahgunakan untuk tujuan ekonomi. Musyawarah
keluarga, dilakukan tidak hanya antara suami dan istri, tetapi juga anak-anak
yang telah dapat mengerti. Bila dalam satu keluarga besar ada orang tua atau
saudara yang menjadi tanggungan, mereka perlu diikut sertakan dalam musyawarah.
Musyawarah terutama bertujuan untuk menyusun rencana keuangan bulan berikutnya
dan mengevaluasi pelaksanaan rencana anggaran bulan sebelumnya, memperbaiki
kesalahan dan memecahkan masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan ekonomi
keluarga.
Sumber: Modul Pelatihan PKM Program KOTAKU tanggal 9 Oktober 2018
Sumber: Modul Pelatihan PKM Program KOTAKU tanggal 9 Oktober 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar