Selasa, 09 Oktober 2018

Pengelolaan Ekonomi Rumah Tangga (PERT)


Pengertian
Mengelola Ekonomi Rumah Tangga (ERT) adalah tindakan untuk merencanakan, melaksanakan, memonitor, mengevaluasi dan mengendalikan perolehan dan penggunaan sumber-sumber ekonomi keluarga khususnya keuangan agar tercapai tingkat pemenuhan kebutuhan secara optimum, memastikan adanya stabilitas dan pertumbuhan ekonomi keluarga.
Manfaat
Pengelolaan Ekonomi Rumah Tangga (PERT) bertujuan untuk mendayagunakan kesadaran, sikap, perilaku dan kemampuan anggota keluarga serta menggerakkan potensi ekonomi keluarga guna memastikan adanya:
Ä Pemenuhan kebutuhan ekonomi anggota keluarga secara optimum.
Ä Stabilitas kehidupan ekonomi keluarga.
Ä Pertumbuhan ekonomi keluarga.
Prinsip PERT
Prinsip pengelolaan ekonomi rumah tangga adalah adanya upaya untuk meningkatkan pendapatan dan pengendalian tingkat pengeluaran dalam memenuhi kebutuhan anggota keluarga agar terdapat surplus secara continue diakumulasikan menjadi kekayaan yang semakin besar. Sikap dasar yang diperlukan:
  1. Kesadaran dan motivasi yang kuat dari semua anggota keluarga untuk mencapai pertumbuhan dan kehidupan ekonomi yang baik.
  2. Menggerakkan seluruh kemampuan dan potensi ekonomi keluarga guna mencapai tingkat pendapatan yang lebih tinggi.
  3. Adanya keterbukaan, kejujuran, disiplin serta kerja sama semua anggota keluarga.
  4. Adanya pengendalian berupa perencanaan ekonomi rumah tangga dan pelaksanannya sehari-hari secara taat dan disiplin.
  5. Adanya susunan prioritas kebutuhan dan alokasi sumber ekonomi keluarga yang didasarkan atas tingkat kemendesakkan kebutuhan dan bukan sekedar keinginan.
Unsur-unsur PERT
Dalam mengelola ekonomi rumah tangga, diperlukan unsur-unsur penting, yaitu sebagai berikut: Pendapatan keluarga, rencana pengeluaran, catatan realisasi pendapatan dan pengeluaran, pandangan dan sikap yang tepat tentang tabungan, dan musyawarah keluarga (suami, istri dan anak-anak).
1.    Pendapatan Keluarga
Tidak mudah menghitung pendapatan apalagi bagi keluarga yang tidak mempunyai pendapatan yang tetap seperti misalnya petani. Apalagi pendapatan itu acapkali dalam satuan waktu panen, berupa hasil pertanian yang harganya berubah-ubah. Dalam hal seperti ini perhitungannya harus disesuaikan dengan nilai rupiah secara bulanan.
Menghitung pendapatan keluarga artinya: menjumlah semua penghasilan yang diperoleh oleh semua anggota keluarga dari berbagai jenis sumber. Kesulitan timbul bilamana tidak semua anggota keluarga menyetorkan penghasilannya kepada seorang pengelola, biasanya istri/ibu rumah tangga. Istilahnya 'uang laki-laki' adalah bagian atau jenis penghasilan suami yang tidak disetor atau jenis penghasilan suami yang tidak disetor kepada istri dan tentunya tidak tercatat.
2.    Rencana pengeluaran
Seorang istri membelanjakkan penghasilan umumnya dengan 'naluri' atau 'perhitungan di luar kepala'. Praktek yang dapat terjadi adalah tanpa perhitungan sehingga tekor dan terpaksa diatasi dengan mencari utangan atau, gali lobang tutup lobang. Langkah pertama perencanaan anggaran belanja adalah menyusun berbagai jenis kebutuhan keluarga dalam urutan prioritas, yaitu sebagai berikut:
  • Kebutuhan yang mutlak: makan, pakaian, perumahan, kesehatan, pendidikan, transport.
  • Kebutuhan yang penting: pembayaran utang/angsuran kredit, olahraga, hiburan dn rekreasi keluarga, hajat, sumbangan/undangan, gotong royong, arisan, pajak, zakat, fitrah, sodakoh, sumbangan amal.
  • Kebutuhan yang perlu: peningkatan mutu dari berbagai kebutuhan yang mutlak dan yang penting.
  • Kebutuhan yang kurang perlu: pengeluaran untuk kesenangan, hobi (rokok, minuman) atau pembelian barang dan jasa yang tidak terlalu diperlukan.

Kemudian, jumlah penghasilan keluarga dialokasikan menurut golongan dan urutan prioritasnya, tentu saja setelah dikurangi dengan tabungan yang secara disiplin disisihkan terlebih dahulu.
3.    Pencatatan dan Monitoring
Tidak ada manfaatnya menyusun rencana kalau tidak secara disiplin dilaksanakan. Bila seorang ibu pergi ke pasar untuk masak sayur asem, maka dia telah ingat betul apa yang harus dibeli untuk keperluan itu. Namun jika tidak disiplin sampai di depan pasar ia melihat orang jual sandal yang bagus, uang belanja dibelikan sandal dan bahan sayur asem tidak terbeli lagi, sedangkan sandal tidak dapat dibuat menjadi sayur asem.
Disiplin melaksanakan rencana dan mencatat sama saja dengan memonitor upaya mencapai tujuan. Berbagai penyimpangan dapat saja terpaksa dilakukan karena keadaan yang berubah atau rencana yang kurang cocok. Namun, kalau terlalu jauh, sama saja dengan tidak ada rencana. Mencatat dan memonitor dimaksudkan untuk memperoleh data guna melakukan evaluasi, apakah suatu rencana dapat dilaksanakan; apa penyimpangannya; seberapa jauh; mengapa bisa terjadi; dan bagaimana memperabaikinya.
4.    Menabung
Menabung bukanlah semata perkara penyimpanan uang atau benda ekonomi lain yang dapat disimpan untuk penggunaan kemudian. Ada dasar sikap dan perilaku manusia dibaliknya. Banyak orang menganggap, hanya mereka yang memiliki penghasilan besar dapat menabung. Orang miskin tidak mungkin menabung, karena untuk memenuhi kebutuhan pokok saja tidak cukup. Pandangan itu terlalu matematis. Disamping itu tidak benar dan juga menyesatkan karena akan membelenggu mereka yang miskin tetap berada dalam kemiskinan secara permanen.
Sikap dasar yang salah bertolak dari anggapan orang menabung dari sisa pendapatan setelah digunakan untuk membiayai berbagai kebutuhan keluarga. Sementara orang tidak dapat membedakan antara kebutuhan dan keinginan tanpa batas. Akibatnya mereka yang berpenghasilan kecil tidak dapat menabung. Dalam kenyataannya mereka yang berpenghasilan cukup besar, tetap tidak dapat menabung, ini disebabkan karena setiap peningkatan pendapatan akan merangsang timbulnya kebutuhan baru atau peningkatan kualitas yang sebelumnya tidak dapat dipenuhi. Dengan begitu kebutuhan akan selalu lebih besar dari pada penghasilan yang diperoleh.
Sebenarnya menabung merupakan kunci untuk memperbaiki kehidupan ekonomi; lebih merupakan gejala sikap, perilaku dan disiplin manusia. Menanamkan kebiasaan menabung merupakan upaya strategis mengatasi kemiskinan. Oleh karena itu, semestinya menabung menjadi sikap dan perilaku untuk menyisihkan secara sadar dan terus menerus bagian dari setiap penerimaan pendapatan.
Dengan begitu pengelolaan pendapatan keluarga akan memiliki dampak pertumbuhan ekonomi yang ditandai dengan semakin besarnya akumulasi surplus keluarga. Dan orang kecil pun dapat menabung!
Menabung dapat dilihat dari dua sisi kehidupan keluarga. Satu sisi adalah menyisihkan bagian dari penerimaan pendapatan, sisi lain adalah penghematan dari setiap sen pengeluaran. Dengan demikian setiap keluarga dapat menabung dari dua gejala dasar ekonomi keluarga yaitu "penyisihan dari penerimaan" dan "penghematan dari pengeluaran".
5.    Musyawarah Keluarga
Sangat jarang keluarga memiliki tradisi musyawarah, apalagi yang didayahgunakan untuk tujuan ekonomi. Musyawarah keluarga, dilakukan tidak hanya antara suami dan istri, tetapi juga anak-anak yang telah dapat mengerti. Bila dalam satu keluarga besar ada orang tua atau saudara yang menjadi tanggungan, mereka perlu diikut sertakan dalam musyawarah. Musyawarah terutama bertujuan untuk menyusun rencana keuangan bulan berikutnya dan mengevaluasi pelaksanaan rencana anggaran bulan sebelumnya, memperbaiki kesalahan dan memecahkan masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan ekonomi keluarga.

Sumber: Modul Pelatihan PKM Program KOTAKU tanggal 9 Oktober 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar